pawai Hari santri Nasional Tahun 2025

 

Semarak Pawai Hari Santri Nasional 2025 Warnai Langit Kertosono

Kertosono – Suasana Minggu pagi, 26 Oktober 2025, di Kecamatan Kertosono tampak berbeda dari biasanya. Sejak matahari baru beranjak naik, Lapangan Desa Bangsri sudah dipadati ribuan peserta yang mengenakan busana muslim serba putih dan hijau. Semangat santri bergelora di udara—bendera NU berkibar gagah, lantunan shalawat menggema, dan wajah-wajah ceria menghiasi barisan panjang peserta Pawai Hari Santri Nasional 2025.

Kegiatan akbar ini diikuti oleh seluruh lembaga pendidikan, badan otonom (banom) NU, madrasah ibtidaiyah (MI), para guru ngaji, dan para santri se-Kecamatan Kertosono. Mereka berjalan penuh semangat menempuh rute dari Lapangan Desa Bangsri menuju Perumahan Desa Tembarak, menebar semangat kebangsaan dan kecintaan kepada tanah air.

Sebelum pemberangkatan, kegiatan diawali dengan upacara pembukaan yang khidmat dan penuh makna. Ketua Tanfidziyah MWC NU Kertosono, Bapak M. Ali Imron, bertindak sebagai pembina upacara sekaligus melepas rombongan pawai secara resmi. Dalam amanatnya, beliau mengingatkan bahwa Hari Santri adalah momentum untuk mengenang jasa para santri yang turut berjuang dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

“Santri tidak hanya berjuang di pesantren, tapi juga di medan juang. Semangat itu harus terus kita wariskan demi Indonesia yang berperadaban,” ujar M. Ali Imron dengan penuh semangat, disambut pekik takbir para peserta.

Setelah aba-aba pelepasan dikumandangkan, barisan pawai mulai bergerak. Irama drumband dari siswa madrasah, sorak sorai anak-anak, serta tabuhan rebana yang merdu menciptakan suasana yang begitu meriah. Warga berjejer di sepanjang jalan, melambaikan tangan dan tersenyum bangga melihat penampilan para santri yang kompak dan berdisiplin.

Dalam barisan pawai, Muslimat NU tampil anggun dengan busana hijau khasnya, menempati urutan nomor dua, yang didukung oleh 25 ranting ada di ke. kertosono dengan membawa berbagai karya dan kreatifitas mempersembahkan pawai kreatifitas dan peduli lingkungan  ibu-ibu muslimat kec kertosono …….. barisan Muslimat nu diawali oleh

1.     pembawa no adalah ibu susmiana (ranting Nglawak)

2.     pembawa lambang burung garuda ibu indana wiyati ( ranting sukorejo)

3.     pembawa foto presiden bu nur azizah ( TK MNU Khadiajh 1)

4.     pembawa foto wakil presiden bu fitri agustina ( TK MNU Khadiajh 1)

5.     pembawagambar  tokoh NU nusantara ibu Heri (ranting pelem )

6.     pembawa logo muslimat ibu Afifah (ranting drenges)

7.     Pembawa gambar tokoh muslimat ibu Tatik Armidhoh (ranting kutorejo), ibu Trian Sukesi ( ranting kudu, ibu sulastri (ranting karang anyar)

8.     Pembawa benner

9.     Barisan pembawa bendera ( ranting pelem )

10. Barisan Bhinneka ( ranting bogo, pilang kenceng, Drenges )

11. Barisan pahlawan wanita ( ranting Tanjung)

12. Barisan keamanan ( ranting Kepuh, Tembarak)

13. Barisan kesehatan ( Ranting Nglawak, Klinter )

14. Barisan pendidikan ( ranting  Ngebrugan )

15. Barisan petani ( Ranting Karang ayar, Juwono )

16. Barisan olah raga ( ranting  sambijajar, sukorejo)

17. Barisan IHM ( ranting Bangsri Jabon )

18. Barisan padusa ( ranting kalianyar , Kedungbajul )

19. Barisan sosialita ( ranting  pandantoyo, kudu )

20. Barisan kreatifitas daur ulang ( ranting lambang kuning, pandan asri, kutorejo )

21. Barisan mustika darling ( ranting kutorejo )

22. Barisan sepeda hias ( kedung ringin )

23. Barisan seni budaya ( ranting Banaran ) 

Tak kalah menarik, barisan para santri cilik dari MI berjalan dengan langkah kecil namun penuh semangat, membawa spanduk bertuliskan “Santri Siaga Jiwa Raga!”

Kemeriahan pawai ini bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk nyata rasa syukur dan kebanggaan atas peran santri dalam membangun negeri. Dari Kertosono, gema Hari Santri Nasional 2025 ini menggema sebagai pesan moral bahwa santri adalah pilar bangsa, penjaga nilai, dan penerus peradaban dunia.

Sorak gembira, kibaran bendera, dan lantunan shalawat yang bersahut-sahutan menjadikan pagi itu tak hanya semarak—tetapi juga penuh makna dan haru. Kertosono benar-benar hidup dalam semangat santri.

Tema  "Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia".  bertujuan untuk menghargai peran santri dalam menjaga kemerdekaan dan berkontribusi dalam peradaban 

global. 

Tema ini menekankan tanggung jawab santri dalam menjaga kemerdekaan dan berperan 

aktif dalam membangun peradaban dunia.

Mengawal Indonesia Merdeka mencerminkan peran santri sebagai penjaga moral dan spiritual bangsa.

Menuju Peradaban Dunia menunjukkan visi global santri untuk membawa nilai-nilai Islam ke tingkat internasional.

Logo resmi Hari Santri 2025 diberi nama "Pita Cakrawala," yang melambangkan perjalanan panjang santri dan semangat perjuangan mereka

Untuk itu kami barisan ibu-ibu muslimat Nu siap mengawal indonesia merdeka  menuju peradaban dunia dengan mengisi kemerdekaan indonesia dengan kegiatan yang mencerminkan karakter moral dan spiritual bangsa indonesia melalui kegiatan untuk menguatkan moral dan spiritual melalui pengajian -pengajian dimana ada kegiatan rutinan jumat kliwon,juamt legi,ahadwage selain itu juga ada program muslimat yang sekarang ini sedang di galakkan yaitu program muslimat darling untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, mengolah sampah daur ulang menjadi barang dan karya yang dapat dimanfaatkan kembali program mustika mesem untuk membantu mengentaskan kemiskinan ekstem ,karena kemerdekaan bukan hanya dari penjajah tapi kemerdekaan itu dapat dilihat jika seseorang dapat hidup tenang, cukup makan,cukup sadang , sehat jasmani dan rohani dapat berkarya tanpa adanya diskriminasi dan tekanan itu yang dinamakan kemerdekaan yang sesungguhnya di era sekarang inidisini muslimat hadir mengambil bagian di dalam nya dengan program mustika mesem . Selain itu muslimat NU jugaikut  serta mendukung kegiatan para generasi muda yang menjadi penerus bangsa dan pemimpin bangsa di masa depan  yang berakhkul karimah, berdedikasi dan berprestasi baik di dalam maupun  di luar negeri yang tetap mencerminkan kebudayaan bangsa indonesia yang berkebhinekaan , saling menghargai dan menghormati antar sesama yang selalu berpedoman pada nilai-nilai dasar negara pancasila  dan UUD 1945, seperti pepatah dimana bumi dipijak maka disitu langit dijunjung yang artinya  mengajarkan pentingnya menghormati dan mengikuti adat istiadat yang berlaku di tempat tinggal seseorang. ,  Seseorang harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan menghargai perbedaan budaya. Maka sebagai santri dimanapun berada harus tetap dapat membawa diri,beradaptasi dengan lingkungan tempat berada  maka akan menjadi orang yang susses dan jg selalu di hargai…..selamat Hari Santri Nasional, jayalah Santri Indonesia …terima kasih para santri Indonesia , terus berkarya untuk Indonesia tercinta





























Posting Komentar

0 Komentar

Popular Posts

Khotmil Qur'an jumat legi